Kamis, 05 Januari 2012

CERPEN SEDERHANA

CINTAI AKU DENGAN SEDERHANA 


            Rintikan hujan seolah mengajakku berbicara namun kesedihan yang dalam tidak mampu tuk berkata padanya, gemericik air hujan yang berusaha menghiburku dengan nyanyian sumbangnya membuat mataku berkaca                                                                                                                       
        Ku kedipkan mataku yang serasa penuh dengan air, tetesan air satu-persatu keluar melarikan diri yang tak mau tau dengan perasaanku yang sedih memikirkan sisah umurku berada di sekolah ini. Disilah aku mengenal Irul sahabat yang selama ini selalu menemaniku ketika aku dalam kesedihan maupun kebahagiaan, organisasi sekolah lah yang telah mempertemukan aku dengannya, baik organisasi OSIS dan KIR menghantarkan kami menjadi sahabat yang tak terpisahkan bahkan sampai detik ini.
Namun yang sangat menyakitkan bagiku adalah dia akan meninggalkan kota Metro memenuhi sebagian keinginannya yang terwujud. Dia akan melanjutkan ke peguruan tinggi negri dengan tanpa test di kota solo kota impiannya, aku sendiri sampai saat ini masih belum ada langkah pasti kemana kakiku akan berpijak.
Irul akan pergi ke solo dengan kehidupan barunnya, sedangkan aku sampai sekarang belum bisa menetralisir perasaanku padanya…..!! bagaimana nanti hari-hariku tanpa dia…? Tanpa senyum simpulnya, tanpa arahan-arahannya, tanpa canda dan tawanya, tanpa sikapnya yang sok dingin ketika marah, tanpa dan tanpa………??!
“ Oh Tuhan….., kenapa aku harus mencintainya? Mencintai sahabatku sendiri..,aku tak sanggup kalau harus begini terus,  tersiksa dalam perasaan cintanya, aku tak ingin seperti ini……!!
Tuhan, jangan kau siksa aku dengan cinta yang tidak pasti, tapi biarkan aku mencintainya dengan sederhana. Aku tau, bahwa Irul belum bias melupakan Lina kakak kelas mantan kekasihnya yang telah pergi entah kemana ! ” keluh batinku yang merintih….
“..Deeer…….! Irul datang menghancurkan semua lamunanku dia datang dengan senyum simpulnya
“ Lara.., Lara…, pagi-pagi gini, dingin lagi ee…malah melamun..! emangnya ada apaan sih…? Sambil tersenyum,
“… enggak, gak ada apa-apa kok, emm cumak sedi aja ! alasanku.
“ Aku juga sedih…! Gimana kalok kamu ke solo aja biar nanti kita bisa mewujudkan keinginan kita untuk mendirikan ikatan alumni SMU kita disana .. !?, kamu masih ingat bukan?”
“.. Yaaaah.., aku kira dia sedih karena akan berpisah denganku ternyata dugaanku meleset, aku semakin yakin kalok dia belum bias melupakan Lina, apalagi mencintaiku….?! batinku
   “ Lara…! Kamu kenapa sih diajak ngomong malah ngelamun sendiri…? kalok ada masalah ngomong donk….”
Eh Rul, lima menit lagi bel masuk lho, buruan deh kamu kekelas nanti terlambat gak boleh masuk lho….!!”
“ yah …kamu..” keluh Irul,
Tanpa berkata apa-apa aku pergi begitu saja menuju kelas IPS 1, ku tengok kebelakang ku lihat Irul juga masuk ke kelasnya IPA1. kebetulan kita memeng tidak satu jurusan.
Akhir minggu ini kami disibukkan dengan aktifitas kita masing-masing karena beberapa hari lagi kita akan dihadapkan dengan Ujian Akhir. Saat ujian tiba kita sepakat tidak akan bertemu, tidak akan saling menelpon atau sms-an, apalagi maen bareng. Namun karena sudah terbiasa bersama kesepakatan yang dibuat ternyata dilanggar bersama, he…he….dassar….
Tanpa terasa ujian tinggal sehari lagi, aku seneng tapi disisi lain aku senep sebab semakin sedikit waktu untuk bersama.
waktu berjalan terus, waktu terasa singkat sekali dan tanpa aku sadari hari ini adalah hari pengumuman ujian. Hari yang sangat mendebarkan. Siswa-siswi kelas tiga di sibukkan dengan kepanikannya masing-masing terlihat dari wajah-wajah mereka yang wah….!!? Pada cemas semua, termasuk aku., Gak..?, masih ada Irul yang selalu memberiku motifasi untuk selalu optimis, dan oktimis suatu saat aku kan mendapat cintanya…..,
Yesss…! Aku menjadi lulusan terbaik dijurusanku, ucapan selamat dari temen-temen terus berdatangan tidak ketinggalan juga dari Irul.
“ selamat ya…. La, ternyata kamu dapat menunjukkan bahwa kamu bisa..!! masih ada satu lagi tantanganmu
kamu harus lolos SPMB, dan aku percaya kamu pasti berhasil !” Aku hanya diam tersenyum mendngar kata-katanya dan memperhatikan setiap tarian bibirnya.
“ La…, besok aku akan berangkat ke solo..” suara yang lirih dan aku pun terperanjat dan terkejut, aku hamper tidak mempercayainya
“.. Rul   , besok…? Cepet banget, kan masih lama masuk kuliahnya..?! masih ada dua bulan lebih..!! dengan nada yang sedih aku menanyakannya.
“ waktu tersebut akan aku manfaatkan untuk bersosialisasi disana “ jawabnya.
“ tapi Rul…” Aku tak berani lagi untuk melanjutkan ucapank
“ Nanti jam 17.00 ku jemput kamu keacara perpisahan ya…? Aku hanya menganggukkan kepala yang mewakili bibirku tuk berkata.
Acara perpisahan yang diadakan sekolah begitu meriah, hikmat dan berkesan, sekolah yang mengenalkan Aku dengan Irul dan sekolah pulah yang memisahkan Aku dengannya, itulah kehidupan dimana ada pertemuan disitu pasti ada perpisahan.
Dipenghujung acara suasana mulai mengharu pasalnya seisi Aula baik temen-temen kelas tiga dan guru sedang berjabat tangan sambil menangis, betapa tidak kurang lebih tiga tahun bersama tiba-tiba mereka harus berpisah dengan jalannya masing-masing.
Pukul sembilan malam acara selesai akupun langsung pulang diantar Irul, sesampainya di depan rumah aku turun dari mobilnya dan Irul-pun mengikutiku.
“La…, jangan lupa besok, kuharap kamu ikut mengantarkanku ke bandara…!” aku tak berani berkata apa-apa, aku hanya sanggup menundukkan kepala sembari menahan tetesan air mata, aku tak bias lagi menahan perasaan sediku dengan spontan aku memeluknya.
“ Rul…, aku mencintaimu…, aku sayang kamu…., aku belum bisa menetralisir perasaanku, kenapa kamu pergi….?! “tunggu Lara!” sahutnya Irul.“ Rul…, Aku belum siap untuk berpisah denganmu, aku masih butuh kamu, aku merasa baru kemarin merasakan kasih sayangmu, tapi besok kamu akan pergi, aku takut…. Takut tidak bisa melupakanmu. Aku mencintaimu namun aku tak pernah berharap kamu menjadi kekasihku, karena aku tahu kamu belum bisa melupakan Lina, Aku Cuma ingin kamu tahu bahwa aku mencintaimu….!” Ungkapan yang diiringi dengan desahan tangis dan keberanianku yang tak pernah direncanakan sebelumnya. Irul hanya diam, mendengarkan setiap kata-kata yang keluar dari bibirku dan tangannya membelai rambutku memberikan kehangatan tersendiri bagi tubuhku.
“ Lara…., dengar dan tatap aku baik-baik…, aku sayang kamu, aku juga sedih akan berpisah denganmu…, aku juga merasakan ketakutan dan kehawatiran yang sama dengan mu, aku juga tak ingin menyakitimu dengan menjadikan kamu sebagai kekasihku sementara aku belum bisa melupakan Lina sepenuhnya. Tapi aku sayang kamu…., aku juga tak ingin kehilangan kamu..”
aku semakin tak bisa membendung cucuran air mata yang membasahi pipiku yang keluar seiring dengan perasaan sedihku…, Irul pun mengusapnya dengan kasih sayang dan aku pun tak kuasa menahan perasaanku, aku terus menangis sedih, sedih dan sedih…
“ Lara…, percayalah, aku juga cinta kamu, sayang kamu, aku juga tak ingin kehilangan kamu, tapi bagaimana lagi…..?! kita mesti berpisah demi mewujudkan jalan hidup kita masing-masing….” Irul diam sejenak,
“ Lara.., biarkan perasaan kita masing-masing berjalan dengan apa adanya, aku akan menunggumu disana, kita wujudkan impian kita…., satu lagi permintaanku      “cintai aku dengan sederhana…..!”..
Akupun cumak bisa menganggukkan kepala karena bibirku sudah tak kuasa lagi tuk mengeluarkan kata-kata, dan pelan-pelan tangan Irul memegang kepalaku yang bersandar didadanya tuk mengarahkan pandanganku ke arah tatapan matanya, dia mengusap air mataku sambil memberikan sesuatu kepadaku,
“ Lara… tolong ini disimpan baik-baik, siapa tau suatu saat kita kan bertemu lagi…” sambil memegang erat kedua tanganku, dia memberikan kalung yang selalu di pakeinya kepadaku,
Aku cuma bisa berkata dalam hatiku “ ya tuhan…, Baru kali ini aku bisa merasakan kasih sayang dari orang yang selama ini aku dambah-dambakan keberadaannya dalam hatiku, tapi? tapi smpai kapan aku akan merasakan kasi saying ittu..?! dia akan meninggalkan aku tuhan…..?”
Kemudian Irul mencium keningku dan beranjak pergi meninggalkanku, seraya ku tak kuasa menerima kenyataan ini tapi bagaimana lagi..? aku hanya bisa melambaikan tangan mengiringi kepergiannya…
 “Selamat jalan Irul, semoga Tuhan selalu menyertai langkahmu dan memberikan kesuksesan selalu....dan aku janji akan mencintaimu denagan sederhana… bye..!!”
malam pun larut, pagi pun beranjak datang dan suara ayam jago menghiasi suasana pagi yang cerah itu, aku pun ingat kejadian tadi malam dan segera membaca surat dari Irul yang tadi malam belum sempat aku baca,
                                                                
                                          Dear Lara,
                                                                                      di tempat
lara, sebelumnya aku mintak maaf
atas semua kesalahan-kesalahanku dan ku ucapkan
banyak terima kasih atas semua kebaikanmu,
langsung saja, lara,sebenarnya aku tak kuasa tuk meninggalkanmu
karena aku mencintai dan menyayangimu
aku tau kamu pun punya perasaan yang sama denganku
tapi bagaimana lagi aku harus meninggalkanmu
dan aku pun tak kuasa tuk menerima kenyataan ini
Lara I Love U and kuharap kamu mau
Menunggu-ku
Aku kan kembali dalam satu purnama ini…
                             Good bye…..
                                                                        By; Irul
“ Dengan cinta yang tulus, kan ku tunggu dirimu Irul…., karena aku percaya bahwa penantianku kan terwujud..!!
Aku ingin mencintai dengan sederhana
Yang tak dapat diucapkan
Kayu kepada api yang menjadikannya arang
Aku ingin mencintai dengan sederhana
Yang tak sempat dikatakan
Mendung kepada awan yang menjadikan tiada
                                               (Kalil Gibran)
  I BELIVE LOVE IS TRUE        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih atas kunjungan dan saranya