Jumat, 22 Juli 2011

ramadhan telah tiba

Bagi setiap muslim yang beriman ini adalah bulan yang ditunggu tunggu yaitu bulan yang penuh keajaiban dan ampunan, bila ada seorang mukmin yg tidak senang akan datangnya bulan ini maka perlu dipertanyakan adanya,,,,, heeem bulan apa ya kira kira? ya bulan Ramadhan yang berkah.
di bulan ramadhan ini kita kembali diterpa, kita kembali menjadi seekor kepompong yang menahan dari segahal duniawi,pertama dari seekor ulat yang menggelikan menjijikan di hina dan di basmi, dia dengan sabar mengikuti siklusnya, hingga mencapai titik ujiannya di dalam kepompong yg pasrah dalam segala hal apa yang akan terjadi padanya, dan jika ia mampu melewatinya maka ia akan jadi kupu - kupu yang indah. itu sama halnya dengan bulan ramadhan bagi kita yang mampu menahan maka ia akan jadi mukmin yang sejati, tapi makna menahan disini bukan hanya menahan saJA.
memang ketika ramadhan semangat untuk beribadah seolah mewabah di mana-mana karena memang itulah salah satu keistimewaan bulan yang satu ini. Tapi hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa sedari awal tujuan adanya bulan ramadhan dan serentetan ibadah yang ada di dalamnya adalah mencetak "kalangan manusia paling elit" dalam pandangan Alloh SWT yakni manusia taqwa. Saya kok yakin bahwa manusia taqwa itu bukan hanya hasil akhir saja tapi sebuah proses yang panjang dan tentu mengalami pasang surut. Adalah sesuatu yang (tidak) mungkin bahwa "kalangan manusia paling elit" bisa dicapai "hanya dalam waktu" satu bulan saja.

Kalau anda merasa bahwa setelah ramadhan kali ini anda sudah menjadi manusia taqwa maka mungkin anda perlu sedikit merenung. Menurut saya pribadi bahwa taqwa itu adalah sesuatu ke-istiqomah-an dan tidak seperti gelar dalam bidang pendidikan yang bisa diperoleh dalam waktu sekian tahuan maka taqwa ini memerlukan waktu yang tidak pasti (atau mungkin bahkan seumur hidup harus terus diusahakan). Kembali ke masalah istiqomah, maka biasanya hal ini mayoritas mengacu pada sesuatu yang kecil karena "sangat sedikit" manusia yang bisa istiqomah dalam melaksanakan ibadah dalam volume dan kualitas yang besar. Okelah, hal kecil tapi istiqomah itu juga memiliki keistimewaan tersendiri di hadapan Alloh SWT. Bahkan terompah Bilal sudah ada di surga "hanya karena" Bilal rajin sekali melaksanakan sholat sunah sehabis wudhu. Dan banyak juga kisah sahabat Nabi SAW yang sudah dapat "tiket" ke surga karena ibadah yang "kecil itu", tapi dijalankan dengan ke-istiqomah-an. Seperti pepatah sejak jaman SD, sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit....